Baca Juga
Loading...
Selasa, 15 November 2016

Ketika Demokrasi dan Keadilan Pecah Kongsi ?

11/15/2016
Semakin hari semakin menjadi-jadi, panasnya suatu pesta rakyat Indonesia kali ini menjadi prestasi terbaik untuk yang kesekian kalinya dalam menuju masyarakat yang mandiri "sendiri-sendiri", apalagi selepas aksi damai 4 November 2016 dilaksanakan?

Demokrasi di Indonesia semakin tahun, semakin pesat menuju ke titik kebebasan tanpa syarat, walau masih dikategorikan hampir?

Sulut emosi dimana-mana, peredam ego dimana berada? Teriakan heroistik menggema di sepanjang jalan menuju Istana.

Usir, gantung, dan bunuh menjadi sub kata tujuan utama. Dalam benak meronta-ronta ingin pulang, namun apa daya materi alang kepalang?

Memperjuangkan harkat martabat kesucian Agama, sah-sah saja dilaksanakan, dalam kata lain dibenarkan dan sangat wajib dilakukan.
Demokrasi Pancasila akankah masih tetap dijunjung?Menuntut keadilan sah-sah saja, tapi apakah mesti dipaksakan?membenarkan segala cara demi menumpas perbedaan?
Ilustrasi.
Sumber: https://www.pixabay.com/
Berdiri di Negara terhormat yang memiliki hierarki Hukum terstruktur dalam harum Pancasila. Bukan ketakutan untuk melawan, apalagi memberontak?

Melantangkan suara kebenaran? ibarat kata, tampak jelas seekor kutu di seberang kepala, namun gajah di depan mata tak nampak?

Tema cerita penistaan agama? selidik punya selidik, plot cerita menjadi kemana-mana !

Gagal fokus?

Niat awal penjarakan dia, Seketika berubah gulingkan belakang dia !


Debat kusir mempermasalahkan kata "Pakai", namun logika tak di pakai? Logika di pakai, tapi apa daya hati sudah terbengkalai.
Sepuluh persoalan, dengan kiat benar sembilan salah satu sama dengan NOL ?
Inilah negeri ini, kekinian yang masih tersirat koloni belah dua.

Apa susahnya mengikuti prosedur?
Jika laporan tak sesuai dengan harapan dan tujuan awal, mari menuju ke tingkat prosedur berikutnya.

Jika masih gagal?

Mari kuatkan hati, berdoa penuh khusyuk, mintalah terhadap Sang Pencipta kiranya yang di butuhkan untuk Negeri ini.

Buang jauh-jauh keinginan untuk turun ke jalan, yang lebih dominan menganggu kemaslahatan atau aktivitas masyarakat sekitar.
Hilangkan kesan ngambek yang tidak jelas !
Percayakan semuanya dengan yang di atas, jika masih tetap kekeuh dalam arti tidak menerima kenyataan hasil keputusan? Sama saja melawan kehendak Sang Pencipta.

Sebegitu mudahnya menghardik seseorang, seakan tangan-tangan yang menjunjung bagaikan lautan tersebut, tak pernah melakukan dosa?

Mengatas-namakan Tuhan untuk mencoba memusnahkan salah satu Ciptaan-Nya?
Ibarat kata, membenci dan ingin membunuh saudara kandung atas nama dan persetujuan Ayah sendiri?

Ingat aturan, ingat prosedur, ingat bumi hanya satu, dan ingat tagline satu untuk semua, semua untuk satu?

Separuh atau sebagian besar yang membaca tulisan ini, menduga tulisan ini adalah pembelaan?
Iya.. ini pembelaan ! lebih tepatnya pembela pembenaran atas akibat perpecahan yang hampir meledak, semoga cepat terkena air, agar ledakannya melempem.
Sosial media menjadi lahan tempur yang sengit !
Benar sekali ! dan parahnya... banyak yang mengaku dirinya sebagai syuhada Bangsa, yang dengan hanya bermodalkan kalimat jiplakan untuk menyerang seseorang, mirisnya tak lain dan tak bukan adalah saling serang terhadap Bangsa sendiri?

Huft.. Keberagaman Indonesia memiliki keunikan tersendiri, semoga kita semua yang tergabung dalam NKRI dapat menampi dan menyaring semua hal yang kedapatan menggunjing perpecahan. 

Jaya selalu Indonesia !!!

Demikian diary sampahku kali ini, mohon maaf jika beberapa kalimat di atas ada yang kurang berkenan dan benar-benar menyinggung beberapa Oknum besar, karena diary sampah ini murni curahan hati seseorang yang sangat mendambakan kedamaian yang sahih. Amin.

Baiklah, sampai jumpa di tulisan sampahku selanjutnya.
Bye.

0 komentar:

Posting Komentar

Ditunggu komentar cerdasnya. Dilarang Jualan !!

 
Toggle Footer